Sunday 23 January 2011

Penyusunan Hardscape dalam Aquascape

Menyusun Hardscape Seketika

Hal yang sering di tanyakan dalam penyusunan sebuah desain layout pada aquascape adalah, menggunakan hardscape yang seperti apa? Pilihan yang paling umum adalah batu-batuan dan kayu. Penyusunan hardscape adalah hal yang paling utama dalam aquascaping, setelah menentukan hardscape maka dapat di sesuaikan penggunaan tanaman pendukungnya.

Saat di hadapkan pada pilihan yang sedikit, kebanyakan aquarist melakukan kesalahan dengan menggunakan apa yang sudah ada dan tidak sedikit yang melakukan pembongkaran ulang   ( re-scape )   dalam waktu dekat. Tetapi bagaimana halnya jika di hadapkan dengan hardscape yang berlebihan? Hal ini baru saya alami dan ternyata lebih membingungkan. Yaitu, melakukan sebuah layouting seketika dengan menggunakan bebatuan ( rock formation ) atau dilakukan perpaduan dengan kayu.

Pada umumnya aquarist akan memilih kayu atau batu yang sangat terlihat corak unik/khas dari hardscape tersebut dan banyak diantaranya menjadi ke “egois” an pada sebuah layout.

Perpaduan antara batu dan kayu tentunya harus mendapatkan keseimbangan yang baik, yaitu untuk menciptakan sebuah layout yang baik. Tidak berat pada suatu unsur, keseimbangan keseluruhan layout tentu saja perpaduan antar beberapa hardscape sesuai dengan layout dan tanaman yang digunakan.

Langkah-langkah yang sebaiknya dilakukan ( untuk hardscape ):

1.       Tentukan layout yang akan di bentuk
2.       Pastikan ukuran aquarium yang akan di setup
3.       Persiapkan peralatan seperti gergaji, gerinda, kikir, pahat, golok dan palu
4.       Persiapkan cable ties, cable twist ( untuk penggabungan kayu dan pengikatan tanaman )
5.       Pastikan jumlah substrat mencukupi ( sesuai layout )

Langkah-langkah yang sebaiknya di hindari ( untuk hardscape ) :

1.       Memaksakan bentuk utuh sebuah kayu
2.       Menggunakan kayu/batu yang berbeda jenis, tekstur yang di posisikan pada bagian depan pengamat
3.       Penggunaan substrat yang mengurangi nilai hardscape

Kebanyakan aquarist, akan merasa rugi jika melakukan pemotongan pada kayu yang dimiliki nya. Untuk mendapatkan hasil yang sempurna untuk penyusunan kayu perlu di lakukan pemisahan cabang2 ataupun “bonggol” kayu tersebut. Bentuk dan susun kembali potongan-potongan tersebut seperti menyusun puzzle, bisa menggunakan cable ties atau cable twist.

Potongan-potongan yang terlihat kaku dapat di bentuk atau di haluskan dengan menggunakan kikir khusu kayu ataupun dengan gerinda ( sebaiknya memiliki flow control ). Lakukan pembentukan pada cabang-cabang yang mengarah ke pengamat atau memiliki potongan yang tidak alami.

Susun kembali hasil rakitan kayu tersebut dan sesuaikan dengan layout yang akan di bentuk, setelah terlihat bagus tambahkan bebatuan pendukung kayu tersebut agar terlihat lebih alami ( jika layout tersebut perpaduan antara kayu dan batu ).

Pemilihan batu untuk pendukung hardscape kayu tidak perlu bertekstur khas dan berukuran jumbo, yang di utamakan adalah keseimbangan antara ke dua hardscape tersebut.

Jika melakukan hardscaping dengan “Main Focal” terletak pada batu dan merupakan layout perpaduan dengan kayu, yang perlu di lakukan adalah:

1.       Pilih batu yang sejenis
2.       Gunakan 1-2 jenis batu yang berukuran besar
3.       Gunakan beberapa bentuk batu dari jenis yang sama untuk pendukungnya
4.       Pilih kayu menyerupai cabang-cabang yang tidak mengurangi nilai utama batu
5.       Pilih substrat yang tidak mengurangi nilai utama batu

Penyusunan batu sebagai “Main Focal” dan di ikuti beberapa jenis batuan lainnya tidak terlalu sulit, dan sebaiknya di lakukan hardscaping “abstrak” diluar aquarium. Setelah penyusunan tersebut sesuai dengan layout yang di inginkan, sebaiknya batu utama di alasi dengan styrofoam atau mat ( karpet ) yang tidak merusak parameter air, penggunaan alas tersebut di peruntukkan agar posisi batu utama tersebut tidak bergeser dan tidak merusak kaca aquarium. Jika posisi batu tersebut perlu di bantu dengan beberapa penyangga, sebaiknya di lakukan sebelum substrat system di masukkan.

Tempatkan “Main Stone” dan “2nd Stone” pada posisinya dan pastikan kokoh, kemudian masukkan substrat dan bentuk slope yang di inginkan, kemudian tambahkan batu-batuan pendukungnya sesuai dengan layout yang di inginkan.



No comments:

Post a Comment